Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi (FOTO: VS/narasipedia.net)
SANGATTA. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus berupaya menurunkan angka stunting di setiap kecamatan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi, menekankan pentingnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bagi kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) agar lebih mumpuni dalam menjalankan tugasnya.
Achmad mengungkapkan, berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan, masih ditemukan sejumlah kader TPK yang memiliki latar pendidikan rendah, bahkan hanya tamatan Sekolah Dasar (SD). Menyikapi hal tersebut, pihaknya berinisiatif memberikan kesempatan pendidikan bagi para kader melalui program sekolah paket A hingga C secara gratis.
“Kami akan berikan sekolah paket A sampai C gratis bagi mereka (kader TPK),” ujar Achmad saat ditemui, Senin (10/11/2025).
Selain peningkatan pendidikan formal, DPPKB Kutim juga akan memberikan pelatihan teknis bagi kader TPK di setiap kecamatan. Operator data dari DPPKB akan menjadi narasumber lokal untuk memberikan bimbingan langsung kepada kader dalam melakukan pendataan akurat menggunakan perangkat digital.
Lebih lanjut, Achmad menambahkan bahwa selain penguatan SDM kader, DPPKB juga mendorong pelaksanaan mandatori pendidikan yang diintegrasikan ke berbagai jenjang sekolah melalui Program Sekolah Siaga Kependudukan. Program ini tidak membangun sekolah baru, melainkan memasukkan materi kependudukan dan keluarga berencana ke dalam kurikulum formal yang telah ada di tingkat PAUD, SD, hingga SMP.
“Kalau Kutim punya ratusan sekolah jenjang SMP, maka idealnya 100 sekolah kita sasar. Kalau belum bisa sekaligus, akan dilakukan secara bertahap, termasuk di wilayah pinggiran,” jelasnya.
Sebagai informasi, kader TPK terdiri atas tiga unsur utama, yaitu bidan atau tenaga kesehatan, kader PKK, dan kader KB. Tim ini memiliki peran penting dalam memberikan pendampingan dan edukasi kepada keluarga yang berisiko stunting, seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan, serta keluarga dengan balita dan baduta.