Home KUTIM Momen HAN 2025, Kutim Semai Generasi Tangguh Menuju Indonesia Emas
KUTIM

Momen HAN 2025, Kutim Semai Generasi Tangguh Menuju Indonesia Emas

63

SANGATTA. Ruang Meranti Kantor Bupati Kutai Timur (Kutim) pada Senin (28/7/2025) pagi, tidak hanya menjadi saksi peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41, tetapi juga arena lahirnya komitmen bersama. Yaitu melindungi anak dari ancaman zaman sekaligus menyiapkan mereka menjadi generasi emas Indonesia 2045. Di tengah ratusan peserta yang terdiri atas pelajar, guru, orang tua, dan tokoh masyarakat, gema semangat perubahan paradigma bergema kuat.

Mewakili Bupati Kutim, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Kabupaten Poniso Suryo Rengono, menekankan bahwa anak-anak adalah tunas bangsa yang tak hanya perlu dijaga tumbuh-kembangnya, tetapi juga dilindungi. Dari kekerasan, eksploitasi digital, hingga praktik perkawinan anak yang masih menghantui berbagai daerah.

“Kita menginginkan perubahan paradigma untuk menciptakan anak-anak berkarakter, karena dari merekalah lahir pemimpin-pemimpin hebat yang menjadi kebanggaan bangsa,” ujar Poniso lugas.

Dalam acara yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kutim ini, edukasi dan inspirasi menyatu dalam berbagai rangkaian kegiatan. Mulai dari lomba kreatif anak-anak hingga seminar tematik yang menyoroti tantangan kontemporer bagi generasi muda.

Psikolog Fuffahana SPsi tampil dalam sesi bertajuk “Anak Cerdas Digital: Aman dan Positif di Dunia Maya.” Ia mengingatkan bahwa ruang digital yang tak berbatas menyimpan ancaman nyata jika tidak dibarengi literasi dan pengawasan.

“Orang tua dan guru perlu mengajarkan bukan hanya cara menggunakan teknologi, tetapi juga etika dalam menggunakannya,” ujar Fuffahana. “Anak-anak harus diajak mengenali risiko seperti cyberbullying, konten pornografi, hingga kecanduan game online,” tambahnya.

Sementara itu, dr Agung Wiratmoko SpOG, menyoroti isu krusial tentang praktik perkawinan anak. Dalam materinya “Perkawinan Anak, Wujudkan Impian Anak Indonesia,” ia memaparkan risiko medis dan sosial yang mengintai anak-anak yang menikah di usia dini.

“Secara kesehatan, anak perempuan yang menikah terlalu muda rentan mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan. Secara sosial, mereka berisiko putus sekolah dan terperangkap dalam kemiskinan,” tegas dr Agung.

Kutim, dengan berbagai programnya, menolak menjadikan HAN sekadar seremoni. Acara ini menjadi pernyataan publik bahwa hak anak harus dijamin baik di dunia nyata maupun dunia maya. Butuh sinergi semua pihak, keluarga, sekolah, lembaga pemerintah, hingga komunitas lokal, untuk membentuk generasi yang sehat, kritis, dan berdaya saing global.

Dengan semangat itu, Kutim menunjukkan bahwa langkah kecil di daerah bisa menjadi bagian penting dari langkah besar Indonesia menuju 2045. Anak-anak hari ini akan menjadi penggerak perubahan esok hari. (kopi9/kopi4/kopi3)

Sumber: Pro Kutim

narasipedia logo N jadi

NARASIPEDIA

Kabar Baik Untuk Semua

Trending Now

Hot Topics

Related Articles

KUTIM

Pemkab Kutim Gelontorkan Rp25 Miliar untuk Pipa Distribusi Air Bersih Teluk Pandan

SANGATTA. Pemenuhan kebutuhan air bersih di Kecamatan Teluk Pandan dan wilayah sekitarnya...

KUTIM

SPAM Regional Indominco Ditargetkan Layani 4.000 Pelanggan Enam Desa di Teluk Pandan

SANGATTA. Bagi warga Kutai Timur (Kutim) terutama di Kecamatan Teluk Pandan, air...

KALTIMKUTIM

Bupati Kutim Minta Profesionalitas Pelayanan Publik di Pelantikan Pejabat Tinggi Pratama

Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman saat memberikan arahan usai melantik sejumlah pejabat tinggi...

KALTIMKUTIM

8 Pejabat Tinggi Pratama Kutim Dilantik, Bupati Tekankan Percepatan Kinerja Birokrasi

Momen pelantikan pejabat tinggi pratama Kutim. (FOTO: Irfan/Pro Kutim) SANGATTA. Suasana khidmat...

Tentang Kami

Tentang | Kontak | Kru narasipedia | Pedoman Media Siber

Sosial Media

© Copyright 2025 - PT. Pedia Media Nusantara - narasipedia.net