Foto: Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisan yang tepat yaitu Ramadan.-(MH Naim)-
Narasipedia,Bontang – Sebentar lagi, umat Muslim di seluruh dunia akan menyambut bulan suci penuh berkah, bulan yang dinanti-nantikan dengan penuh kebahagiaan dan rasa syukur. Namun, di tengah euforia menyambut bulan suci ini, muncul satu pertanyaan yang kerap menjadi perdebatan: manakah penulisan yang benar, Ramadan atau Ramadhan?
Sebagian orang lebih familiar dengan penulisan “Ramadhan” dengan tambahan huruf “h”, sementara yang lain menuliskannya sebagai “Ramadan” tanpa huruf “h”. Perbedaan ini sering kali menimbulkan kebingungan, terutama dalam penulisan resmi dan akademik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisan yang benar dalam bahasa Indonesia adalah “Ramadan” tanpa huruf “h”. Kata ini diserap dari bahasa Arab “رمضان” (Ramaḍān), di mana huruf “ض” dalam transliterasi resmi ke bahasa Indonesia menjadi “d” dan bukan “dh”. Oleh karena itu, sesuai dengan kaidah bahasa yang telah ditetapkan, penggunaan “Ramadan” lebih tepat dalam konteks bahasa Indonesia.
Meski demikian, penulisan “Ramadhan” masih banyak digunakan, terutama dalam literatur keagamaan dan media sosial. Bentuk ini lebih dekat dengan transliterasi dalam bahasa Inggris atau ejaan yang digunakan di beberapa negara Muslim lainnya.
Apa pun bentuk penulisannya, esensi dari Ramadan tetaplah sama: bulan penuh keberkahan, bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, serta kesempatan bagi umat Muslim untuk meningkatkan ibadah, menahan hawa nafsu, dan memperbanyak amal kebaikan.
Menyambut datangnya bulan suci ini, marilah kita fokus pada makna dan hikmah yang terkandung di dalamnya, daripada memperdebatkan ejaan semata. Selamat menyambut Ramadan 1446 H, semoga kita semua diberi kekuatan untuk menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan dan keberkahan.