SANGATTA. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur mengadakan podcast spesial untuk memperingati Hari HIV/AIDS Sedunia, 1 Desember 2025. Kegiatan ini bertajuk “Aksi Kolaboratif Mempertahankan dan Mempercepat Respon Penanganan HIV/AIDS” dan menghadirkan dua narasumber, yakni dr. Handri Poerniawan dari KPAK Kutai Timur serta Hario Daman dari KDS One Heart Borneo. Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi, menyebut acara ini sebagai langkah penting meningkatkan kesadaran publik.
“Edukasi adalah kunci utama menekan penularan HIV,” ujarnya.
Dalam pemaparannya, dr. Handri menjelaskan kondisi terkini perkembangan kasus HIV/AIDS di Kutim. Ia menegaskan bahwa angka kasus masih tinggi. “Kutai Timur saat ini berada di posisi keempat tertinggi di Kalimantan Timur,” katanya. Menurutnya, tren kenaikan tersebut harus menjadi alarm serius bagi semua pihak agar aksi penanggulangan dilakukan lebih masif.
Yang lebih memprihatinkan, lanjut dr. Handri, mayoritas penyintas HIV di Kutim adalah perempuan, khususnya ibu rumah tangga. Ia menyebut bahwa penularan kini tidak hanya berada pada populasi kunci, tetapi sudah masuk ke lingkungan keluarga.
“Sekitar 65 persen kasus adalah perempuan usia produktif, 25 sampai 50 tahun. Banyak istri tertular dari suami yang memiliki perilaku berisiko,” ungkapnya.
KPAK Kutim terus memperluas kegiatan penyuluhan ke sekolah, perusahaan, dan masyarakat umum. Dr. Handri menyampaikan bahwa pihaknya juga menyediakan layanan tes HIV gratis. Ia berharap semakin banyak masyarakat yang berani melakukan pemeriksaan.
“Deteksi dini ini adalah bentuk kepedulian sosial, bukan untuk menghakimi,” tegasnya.
Acara podcast ditutup dengan ajakan kolaboratif dari DPPKB Kutim untuk terus melawan stigma dan memperkuat dukungan sosial. Achmad Junaidi menegaskan, “Kita harus bersama-sama memerangi diskriminasi. Setiap warga berhak hidup sehat dan mendapatkan pengobatan yang layak.” Ia berharap momentum Hari HIV/AIDS ini dapat menjadi dorongan kuat mempercepat upaya penanggulangan di Kutai Timur.