Salah satu contoh souvenir bagi masyarakat yang merasa pelayanan DMPTSP belum maksimal. (FOTO: Wi/narasipedia.net)
BONTANG. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bontang meluncurkan skema inovatif “Kompensasi Pelayanan” bagi warga yang merasa layanan publik tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan. Program ini merupakan bentuk tanggung jawab instansi dan komitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Kepala DPMPTSP Bontang, Muhammad Aspiannur, menjelaskan bahwa program ini lahir dari masukan masyarakat dan dirancang untuk menjamin layanan yang adil dan transparan.
“Kami ingin masyarakat merasakan pelayanan yang adil dan transparan. Jika ada yang tidak sesuai standar, kami memberikan kompensasi sebagai bentuk tanggung jawab dan apresiasi,” ujar Aspiannur.
Jenis-Jenis Kompensasi
Ketentuan kompensasi telah tertulis jelas di meja layanan untuk diketahui masyarakat. Bentuk kompensasi bervariasi tergantung jenis pelanggaran standar layanan, antara lain:
- Permintaan Maaf dan Minuman: Diberikan kepada masyarakat yang menunggu layanan lebih dari 10 menit tanpa adanya informasi jelas dari petugas.
- Souvenir hingga Prioritas Layanan: Diberikan jika pelayanan tidak sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan. Kompensasi bisa berupa souvenir atau prioritas layanan pada kesempatan berikutnya.
Tanggung Jawab dan Evaluasi Internal
Aspiannur menambahkan bahwa skema ini bukan sekadar pemberian hadiah, melainkan penekanan pada aspek tanggung jawab dan komitmen perbaikan. Setiap keluhan yang memicu kompensasi akan menjadi bahan evaluasi internal untuk meningkatkan kinerja pegawai.
“Ini bukan soal hadiah, tapi soal tanggung jawab dan komitmen untuk terus memperbaiki diri,” tegasnya.
Dengan inovasi ini, DPMPTSP Bontang berharap dapat mendorong pegawai menjadi lebih disiplin dan responsif, sekaligus menjaga kepercayaan warga terhadap instansi pemerintah. Langkah ini memperkuat posisi DPMPTSP sebagai instansi yang mengutamakan kepuasan masyarakat.
“Kami berusaha selalu tingkatkan pelayanan bagi masyarakat Kota Bontang,” pungkas Aspiannur.
PENULIS: Wi