Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi B (FOTO: VA/narasipedia.net)
SANGATTA. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur (Kutim) memiliki strategi dalam percepatan penurunan angka stunting. Fokus integrasikan data digital dan aksi nyata lapangan jadi kunci utama. Hal ini disinkronkan dengan aplikasi SIGLC Mill yang dapat memetakan keluarga berisiko stunting.
Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaedi, menjelaskan, data yang dihasilkan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) akan langsung dikoneksikan dengan instansi teknis terkait. Jika menyangkut rumah tidak layak huni, Dinas Perkim yang menangani. Semua berbasis data, sehingga tidak ada lagi yang tercecer.
Pun demikian, ia mengakui adanya tantangan dalam penerapan sistem ini. Kendala jaringan internet di wilayah blank spot dan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum merata masih menjadi hambatan.
Dalam upaya tersebut, DPPKB gencar melakukan pelatihan khusus bagi kader TPK agar terbiasa dengan sistem digital dan meninggalkan pola kerja manual.
“Tak hanya stunting, tetapi juga sekaligus mengidentifikasi indikator kemiskinan dan ketahanan keluarga,” jelasnya, belum lama ini.
Pria yang ramah senyum ini pun optimisti, melalui kolaborasi serempak berbasis data yang kuat, target penurunan stunting di Kutim dapat tercapai.
“Penaganan yang lebih cepat bagian dari reformasi pelayanan publik yang efektif,” pungkasnya.