BONTANG. Pemerintah Kota Bontang secara resmi membuka kegiatan Mental Health Program Batch 3 untuk mahasiswa, Kamis (4/12/2025) pagi, di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota Bontang. Mengangkat tema “Know Your Self, Change Your Life, Design Your Future,” kegiatan ini merupakan wujud komitmen Pemkot Bontang dalam memperkuat ketahanan mental generasi muda. Wali Kota, yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang PKSDM, Lukman, menyampaikan apresiasi kepada Bagian Kesra Setda Kota Bontang yang telah menyelenggarakan acara ini, menekankan bahwa pembangunan SDM harus mencakup kecerdasan intelektual dan keseimbangan mental dan emosional.
Lukman menyoroti bahwa isu kesehatan mental telah menjadi fenomena sosial global yang mendesak. Ia memaparkan data WHO (2024) yang menunjukkan lebih dari 1 dari 7 anak muda usia 15–24 tahun mengalami gangguan mental. Di Indonesia, hasil Survei Kemenkes 2023 mencatat sekitar 20% penduduk mengalami gangguan mental emosional, dengan 9,8% remaja pernah memiliki pikiran untuk bunuh diri. Tekanan akademik, sosial, dan kompetisi hidup, terutama di tengah arus digitalisasi, menjadi faktor utama yang memerlukan penanganan kolaboratif.
Menanggapi tantangan ini, Lukman menjelaskan bahwa Pemkot Bontang telah menjadikan kesehatan mental sebagai prioritas strategis dalam RPJMD 2025–2029 melalui program unggulan Bontang Sehat. Program ini tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik, tetapi secara tegas memasukkan program Mental Health sebagai indikator utama kualitas hidup masyarakat, terutama bagi generasi muda seperti mahasiswa.
Kebijakan Mental Health di Bontang dirancang bersifat preventif, edukatif, dan kolaboratif, meliputi konseling, literasi digital sehat, dan pembinaan karakter. Mahasiswa dipilih sebagai sasaran utama karena mereka adalah aset intelektual, calon pemimpin, dan motor pembangunan kota. Tujuannya adalah membentuk generasi yang sehat mental dan emosional, produktif, dan siap menjadi agen perubahan positif.
Dalam kesempatan tersebut, Lukman mengajak seluruh mahasiswa untuk berani membuka diri dan mencari bantuan ketika mengalami tekanan, membangun ruang sosial yang suportif, bijak menggunakan media digital, dan menjadi agen perubahan positif di lingkungan masing-masing. Ia juga mendorong perangkat daerah dan lembaga pendidikan untuk memperkuat sinergi dan memastikan akses mudah ke layanan kesehatan mental bagi mahasiswa.
“Saya yakin dan percaya bahwa kota yang kuat adalah kota yang warganya memiliki mental yang sehat, dan masa depan yang cerah hanya bisa ditapaki oleh generasi yang tangguh secara emosional, mental, dan intelektual,” tegasnya.