TENGGARONG. Aroma sedap Nasi Bekepor kembali memenuhi halaman Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) saat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) menggelar Festival Nasi Bekepor VI. Acara tahunan ini bukan sekadar ajang unjuk kebolehan memasak, melainkan sebuah komitmen nyata dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Tanah Kutai, khususnya kuliner tradisional.
Pembukaan festival ditandai dengan momen sakral pemotongan tumpeng dan penyalaan api tungku Nasi Bekepor oleh Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara, Arianto. Didampingi oleh Rektor Unikarta, jajaran akademisi, dan tamu undangan lainnya, Arianto menyampaikan apresiasi tinggi atas konsistensi FISIP Unikarta yang telah enam tahun berturut-turut menyelenggarakan festival ini.
Meski saat ini peserta Festival Nasi Bekepor didominasi oleh warga Tenggarong dan beberapa kecamatan terdekat, Dinas Pariwisata memiliki visi ambisius untuk menjangkau hingga 20 kecamatan di Kutai Kartanegara. Arianto juga menyoroti pentingnya keterlibatan pelajar dalam festival budaya semacam ini. Menurutnya, edukasi kebudayaan melalui kegiatan seperti Festival Nasi Bekoper dapat menjadi pelengkap pembelajaran muatan lokal dan memperkuat pemahaman generasi muda terhadap warisan kuliner daerah mereka. Ini adalah langkah krusial untuk memastikan Nasi Bekoper tetap lestari di tengah gempuran kuliner modern.

“Kami sangat menekankan pentingnya keterlibatan pelajar dalam festival budaya ini sebagai bagian dari pendidikan kebudayaan. Edukasi semacam ini dapat menjadi pelengkap pembelajaran muatan lokal dan memperkuat pemahaman generasi muda terhadap warisan kuliner daerah,” terangnya.
Komitmen terhadap pelestarian Nasi Bekepor tidak berhenti di tingkat lokal. Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara memiliki rencana besar untuk mempromosikan kuliner khas Kukar ini dalam berbagai kegiatan di luar daerah, bahkan hingga ke kota-kota seperti Malang dan Yogyakarta. Meskipun tidak dilombakan, Nasi Bekepor akan ditampilkan sebagai bentuk ekshibisi budaya, memperkenalkan kekayaan kuliner Kutai Kartanegara ke khalayak yang lebih luas.
“Kami berencana mempromosikan Nasi Bekepor dalam berbagai kegiatan luar daerah, seperti di Malang dan Yogyakarta. Meskipun tidak dilombakan, kuliner khas Kukar ini akan ditampilkan sebagai bentuk ekshibisi budaya, ” tegas Arianto.
Arianto juga menegaskan bahwa Dinas Pariwisata Kukar akan terus mendukung festival semacam ini sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya pelestarian budaya. Festival Nasi Bekepor VI adalah bukti nyata bahwa kolaborasi antara institusi pendidikan dan pemerintah daerah dapat menciptakan wadah yang efektif untuk menjaga dan mengembangkan warisan budaya, memastikan bahwa Nasi Bekepor tidak hanya menjadi hidangan lezat, tetapi juga simbol identitas dan kebanggaan Tanah Kutai.